Sistem Kebut Semalam

Semua manusia yang mengenyam pendidikan pasti tahu sistem kebut semalam. Suatu ungkapan yang menggambarkan proses belajar kilat yang “katanya” berkhasiat. Apa khasiatnya? Apakah mengingat materi untuk ujian esok hari? Akan tetapi, itukah orientasi para pengenyam pendidikan? Untuk mendapatkan nilai yang bagus dengan belajar satu malam, bukan dengan belajar sedikit demi sedikit dan memupukkannya kedalam kepribadian?

Tak bisa dipungkiri, saya juga pernah untuk belajar semalam suntuk dengan amunisi kopi dan tidur dua jam sebelumnya. Saya juga telah merasakan keefektifan metode ini keesokan harinya. Terkadang saya berhasil ,tetapi tidak jarang juga merasakan pahit kegagalan. Apakah setelah tahu jika sistem ini juga bisa gagal membuatku tidak mengulangnya lagi? Tidak juga.

Berbagai alasan telah diutarakan. Sibuknya berorganisasi adalah alasan utama dan kata-kata “Akan aku kerjakan nanti” adalah alasan kedua. Berorganisasi memang hal yang sewajarnya dilakukan untuk mengembangkan softskill, tetapi apakah itu alasan untuk tidak belajar rutin? Pasti pernah juga kita berandai bahwa malam ini akan aku kerjakan semua to do list di catatanku, tetapi lebih sering hanya menjadi andaian semu.

Tidak ada salahnya sebenanya sistem kebut semalam. Setiap orang memiliki pilihan cara belajarnya sendiri. Akan tetapi, bukanlah lebih baik jika kita belajar rutin setiap hari? Sebuah quote dari Atwood H. Townsend yang mungkin mengingatkan kita, “No matter how busy you may think you are, you must find time for reading, or surrender yourself to self-chosen ignorance.”

Leave a Reply

Your email address will not be published.